Senin, 19 September 2011

Doa di ujung senja


Ya Allah,bila yg dirindu belum merindukan maka kuserahkan rindu ini kpd-Mu sang Ilahi,
bila yg dicinta belum juga mencintai maka ku titipkan cinta itu pada-Mu Sang Pemberi Cinta,

bila yg dinanti belum ada disisi maka ku akan bersabar pada ketetapan-Mu Sang Ilahi.
Engkau telah menetapkan segalanya sebelum bumi tercipta,maka ku akan bersabar n berikhtiar dalam kesendirian serta bertawakkal dlm penantian ini..

Sabtu, 17 September 2011

Somewhere Out There


written by James Horner, Barry Mann, Cynthia Weil

Somewhere out there beneath the pale moonlight
Someone's thinking of me and loving me tonight

Somewhere out there someone's saying a prayer
That we'll find one another in that big somewhere out there

And even though I know how very far apart we are
It helps to think we might be wishing on the same bright star

And when the night wind starts to sing a lonesome lullaby
It helps to think we're sleeping underneath the same big sky

Somewhere out there if love can see us through
Then we'll be together somewhere out there
Out where dreams come true

And even though I know how very far apart we are
It helps to think we might be wishing on the same bright star

And when the night wind starts to sing a lonesome lullaby
It helps to think we're sleeping underneath the same big sky

Somewhere out there if love can see us through
Then we'll be together somewhere out there
Out where dreams come true

Senin, 12 September 2011

Karena ini untukNya dan untukmu serta mimpimu, Ibu

Assalaamu'alaykum Ibu,
ananda sekali lagi menulis surat yang mungkin tidak kan pernah kau baca hingga surat ini usang dan menjadi tulisan nostalgia yang membuatku tersenyum lega atau menangis haru saat membacanya nanti, semoga.

Kau bilang, kau pernah punya mimpi, Ibui. Dan aku datang sebagai orang yang engkau percaya mampu menyambung mimpimu itu...
aku tahu itu Ibu. Tapi anehnya aku lebih sering lupa...

                                                                         ...

Tahukah engkau, ada hal aneh yang sering dilakukan anakmu ini di kelas, ketika dosen wanitaku menerangkan di hadapanku. Tahukah Ibu, aku iri melihat jari-jari kecilnya yang mungil dan putih meski usianya tak lagi muda. Tahukah mengapa aku melihatnya Ibu?, aku iri...iri...bukan, bukan iri, aku sedih, sedih mengingat jari-jarimu yang tak sehalus mereka, wajahmu tak semulus mereka, dan tubuhmu tak sewangi mereka...Tahukah Ibu, engkau, sang wanita pekerja keras yang telah mebiayaiku, membantu mengenyangkan perut kami anak-anakmu, merawatnya ketika sakit, memeluknya ketika lelah dan ketakutan, menenangkannya ketika gelisah, memberinya apa-apa yang ia inginkan dari kecil hingga kami dewasa dan menjadi penuntut, memilihkan makanan yang baik-baik untuk kami,...Ibu, itulah seharusnya yang kau lakukan, hanya itu Ibu, semua itu telah cukup memberatkan punggungmu... tapi, demi masa depan yang engkau ingin saksikan pada kami, kau bantu ayah, kau yang mengambil alih pekerjaan dan bertarung dengan waktu...masya Allah... maka bagaimana aku ini Ibu..?bagaimana? jika seorang anak tak akan pernah mampu membalas kebaikan ibunya yang melahirkan dan merawat, bagaimana denganku, yang engkau nafkahi....semuanya....,sungguh Ibu, bagaimana denganku....? jujur, aku malu jika harus lewat di hadapanmu, aku malu menjadi gadis duapuluh tahun dan belum memberi apa-apa untukmu..., dan tahukah Ibu, aku sangaaat takut saat melihatmu terlelap, ya, aku sangat takut, aku melihat wajah polos itu, wajah polos dengan mata terpejam, menjadikanku takut...kalau-kalau besok aku tak melihatnya tersenyum lagi, wajah itu tetap menjadi polos, selamanya... aku sangat takut. Tahukah Ibu, pada waktu itu, aku akan berdoa padaNya hingga aku tidak bisa terlelap hingga sepertiga malam terakhir...aku hanya ingin wajah lugu itu membuka mata dan tersenyum. Mengapa aku sangat takut Ibu? tidak lain karena baktiku padamu masih berupa menyiduk air laut dengan jaring kecil, hanya sedikit....apalagi dikurangi lagi dengan kesalahanku yang hanya ditambal taubat yang setengah-setengah..

Ibu, jika ingin kutuliskan semua dalam satu surat ini, maka aku tidak yakin bisa kurang dari satu eksemplar buku. Maka sekian dulu dari anakmu Ibu...anak yang belum benar-benar berbakti, masih jauh dari berbakti.....sebab kurasa tak cukup suara lembut itu, senyum itu, masih ada Ibu, masih banyak yang harus aku lakukan....masih banyak, aku pinta doamu Ibu....



Dan engkau bilang, kau pernah punya mimpi, Ibu; menjadi seorang pegawai negeri, seorang guru madrasah. Dan aku datang sebagai orang yang engkau percaya mampu menyambung mimpimu itu...
aku tahu itu Ibu. InsyaAllah aku akan mencoba mengalahkan lupaku....

oh iya Ibu, tahukah...aku sebenarnya punya mimpi masuk ma'had selepas SMA, tapi engkau ingin aku masuk jurusan bhs.Inggris atau kedokteran, di universitas ternama, maka insyaAllah aku jalani mimpimu ini... sebab engkaupun telah banyak berkorban untukku....
InsyaAllah, selepas di sini, ketika telah kuraih gelar S.Pd-ku, aku akan mencari jurusan pendidikan yang syar'i,agar bahasa Inggrisku tak kemana-mana, aku ingiiin sekali mengajar bahasa Inggris di ma'had....ingin sekali...agar calon-calon pembela Islam itu bisa memiliki ruang gerak yang lebih luas demi Allah dan da'wah dengan mampunya mereka berbahasa Inggris...semoga...


Rawamangun,
duabelasseptemberduaribusebelas

Minggu, 11 September 2011

Allah yang kutunggu, bukan antum.


Allah akan mempertemukan kita, jika memang berjodoh, 

kita tak usah dulu saling kenal sebelum engkau siap,cukuplah berpadu pandang yang sekali itu menjadi debu tebal menyelimuti hati lugu kita,
siapmu sekarang ditunda oleh Allah oleh sebab-sebab itu, maka selesaikanlah dulu urusanmu,
baktimu merawat dan membiayai orangtuamu yang sedang sakit parah, yang mana tetap menjadi tanggunganmu, insyaAllah dicintai dan dibalas oleh Allah dengan pahala dan kebaikan-kebaikan dunia akhirat.
Allah punya rahasia dibalik semuanya; mungkin saya atau engkau yang ingin Ia siapkan lebih matang, mungkin juga kita tidak berjodoh,
tentang cinta, kita bersihkan dulu hati kita, jangan kita pelihara yang bukan milik kita,
mari kita titipkan kepada Allah, dan kita 'kosongkan' dulu relung qalbu kita...untukNya..
saat ini aku tak mencintaimu, engkaupun sebaiknya begitu.
insyaAllah, Allah akan memberi kita wadah yang suci untuk itu, jika Ia berkehendak.

aku tak akan mengikatmu,
aku pun tak ingin menunggumu,
aku hanya akan menunggu keputusan Allah.



kepada seorang ksatria sholeh yang saya hargai keberaniannya.

UN
Sulawesi selatan.