Selasa, 20 Desember 2011

Peluklah Yakinmu

Biarkan langit tahu kuatnya yakinku, pun yakinmu.


Peluklah keyakinanmu yang tiada berwujud itu,
genggam erat di hati dan tanganmu,
maka ia akan menghadiahkan sesuatu untukmu; yakni perwujudan dirinya, dalam rupa yang tiada pernah kau sangka sebelumnya...


duapuluhsatudesemberduaribusebelas
Di bawah langit malu-malu dan sembab

Minggu, 18 Desember 2011

Wanita Shalihah



Shalihah atau tidaknya seorang wanita bergantung ketaatannya pada aturan-aturan Allah. Aturan-aturan tersebut berlaku universal, bukan saja bagi wanita yang sudah menikah, tapi juga bagi remaja putri.

MULIALAH wanita shalihah. Di dunia, ia akan menjadi cahaya bagi keluarganya dan berperan melahirkan generasi dambaan. Jika ia wafat, Allah akan menjadikannya bidadari di surga. Kemuliaan wanita shalihah digambarkan Rasulullah Saw. dalam sabdanya,

"Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah". (HR. Muslim).

Dalam Al-Quran surat An-Nur: 30-31, Allah memberikan gambaran wanita shalihah sebagai wanita yang senantiasa mampu menjaga pandangannya. Ia selalu taat kepada Allah dan Rasul Nya. Make up- nya adalah basuhan air wudhu. Lipstiknya adalah dzikir kepada Allah. Celak matanya adalah memperbanyak bacaan Al-Quran.

Wanita shalihah sangat memperhatikan kualitas kata-katanya. Tidak ada dalam sejarahnya seorang wanita shalihah centil, suka jingkrak-jingkrak, dan menjerit-jerit saat mendapatkan kesenangan. Ia akan sangat menjaga setiap tutur katanya agar bernilai bagaikan untaian intan yang penuh makna dan bermutu tinggi. Dia sadar betul bahwa kemuliaannya bersumber dari kemampuannya menjaga diri (iffah).

Wanita shalihah itu murah senyum. Baginya, senyum adalah shadaqah. Namun, senyumnya tetap proporsional. Tidak setiap laki-laki yang dijumpainya diberikan senyuman manis. Senyumnya adalah senyum ibadah yang ikhlas dan tidak menimbulkan fitnah bagi orang lain.
Wanita shalihah juga pintar dalam bergaul. Dengan pergaulan itu, ilmunya akan terus bertambah. Ia akan selalu mengambil hikmah dari orang-orang yang ia temui. Kedekatannya kepada Allah semakin baik dan akan berbuah kebaikan bagi dirinya maupun orang lain.
Ia juga selalu menjaga akhlaknya. Salah satu ciri bahwa imannya kuat adalah kemampuannya memelihara rasa malu. Dengan adanya rasa malu, segala tutur kata dan tindak tanduknya selalu terkontrol. Ia tidak akan berbuat sesuatu yang menyimpang dari bimbingan Al-Quran dan Sunnah. Ia sadar bahwa semakin kurang iman seseorang, makin kurang rasa malunya. Semakin kurang rasa malunya, makin buruk kualitas akhlaknya.

Pada prinsipnya, wanita shalihah adalah wanita yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Rambu-rambu kemuliaannya bukan dari aneka aksesoris yang ia gunakan. Justru ia selalu menjaga kecantikan dirinya agar tidak menjadi fitnah bagi orang lain. Kecantikan satu saat bisa jadi anugerah yang bernilai. Tapi jika tidak hati-hati, kecantikan bisa jadi sumber masalah yang akan menyulitkan pemiliknya sendiri.

Saat mendapat keterbatasan fisik pada dirinya, wanita shalihah tidak akan pernah merasa kecewa dan sakit hati. Ia yakin bahwa kekecewaan adalah bagian dari sikap kufur nikmat. Dia tidak akan merasa minder dengan keterbatasannya. Pribadinya begitu indah sehingga make up apa pun yang dipakainya akan memancarkan cahaya kemuliaan. Bahkan, kalaupun ia "polos" tanpa make up sedikit pun, kecantikan jiwanya akan tetap terpancar dan menyejukkan hati orang-orang di sekitarnya.

Jika ingin menjadi wanita shalihah, maka belajarlah dari lingkungan sekitar dan orang-orang yang kita temui. Ambil ilmunya dari mereka. Bahkan kita bisa mencontoh istri-istri Rasulullah Saw. seperti Aisyah. Ia terkenal dengan kekuatan pikirannya. Seorang istri seperti beliau bisa dijadikan gudang ilmu bagi suami dan anak-anak.

Contoh pula Siti Khadijah, figur istri shalihah penentram batin, pendukung setia, dan penguat semangat suami dalam berjuang di jalan Allah Swt. Beliau berkorban harta, kedudukan, dan dirinya demi membela perjuangan Rasulullah. Begitu kuatnya kesan keshalihahan Khadijah, hingga nama beliau banyak disebut-sebut oleh Rasulullah walau Khadijah sendiri sudah meninggal.

Bisa jadi wanita shalihah muncul dari sebab keturunan. Seorang pelajar yang baik akhlak dan tutur katanya, bisa jadi gambaran seorang ibu yang mendidiknya menjadi manusia berakhlak. Sulit membayangkan, seorang wanita shalihah ujug-ujug muncul tanpa didahului sebuah proses. Di sini, faktor keturunan memainkan peran. Begitu pun dengan pola pendidikan, lingkungan, keteladanan, dan lain-lain. Apa yang tampak, bisa menjadi gambaran bagi sesuatu yang tersembunyi.

Banyak wanita bisa sukses. Namun tidak semua bisa shalihah. Shalihah atau tidaknya seorang wanita bergantung ketaatannya pada aturan-aturan Allah. Aturan-aturan tersebut berlaku universal, bukan saja bagi wanita yang sudah menikah, tapi juga bagi remaja putri. Tidak akan rugi jika seorang remaja putri menjaga sikapnya saat mereka berinteraksi dengan lawan jenis yang bukan mahramnya. Bertemanlah dengan orang-orang yang akan menambah kualitas ilmu, amal, dan ibadah kita. Ada sebuah ungkapan mengatakan, "Jika kita ingin mengenal pribadi seseorang maka lihatlah teman-teman di sekelilingnya."

Peran wanita shalihah sangat besar dalam keluarga, bahkan negara. Kita pernah mendengar bahwa di belakang seorang pemimpin yang sukses ada seorang wanita yang sangat hebat. Jika wanita shalihah ada di belakang para lelaki di dunia ini, maka berapa banyak kesuksesan yang akan diraih. Selama ini, wanita hanya ditempatkan sebagai pelengkap saja, yaitu hanya mendukung dari belakang, tanpa peran tertentu yang serius. Wanita adalah tiang Negara. Bayangkanlah, jika tiang penopang bangunan itu rapuh, maka sudah pasti bangunannya akan roboh dan rata dengan tanah. Tidak akan ada lagi yang tersisa kecuali puing-puing yang nilainya tidak seberapa.

Kita tinggal memilih, apakah akan menjadi tiang yang kuat atau tiang yang rapuh? Jika ingin menjadi tiang yang kuat, kaum wanita harus terus berusaha menjadi wanita shalihah dengan mencontoh pribadi istri-istri Rasulullah. Dengan terus berusaha menjaga kehormatan diri dan keluarga serta memelihara farji-nya, maka pesona wanita shalihah akan melekat pada diri kaum wanita kita. Wallahua'lam

By: Insan Kamil Kalimasada


Renungan Pagi ini


"... Anda kira mati itu berarti selesainya masalah? Anda kira hidup itu tidak akan dipertanggungjawabkan?!..." Seru dosen kami dengan logat Jawa yang kental.

Dalam hati saya bergumam, "benar kata teman saya, tidak akan ada yang hakiki di dunia. Yang hakiki itu adalah yang tersisa setelah yaumil hisab. Segala kesenangan akan dipertanggungjawabkan, segala kesulitan akan diperhitungkan."
                              ...........................................................................................

Pagi tadi, dalam perjalanan ke kampus, saya yang introvert ini mulai memikirkan hal-hal aneh lagi. Yah, saya memperhatikan hampir semua yang saya temui memakai tas, paling tidak tas kecil atau tas tenteng yang sederhana. Mungkin Anda berpikir, 'ada-ada saja tingkah saya ini. Gak punya kerjaan apa?' Sabar...
Begini, saya ingin sedikit berbagi cerita, saya itu jika bepergian, tidak akan pernah PD untuk tidak membawa apa-apa selain badan, maksudnya, bepergian tanpa bawa perlengkapan seperti uang, atau peralatan lainnya dalam tas. Rasanya seperti orang hilang. Bagaimana jika terjadi apa-apa, lalu begini..lalu begitu...dan mending kalau ada yang bisa dimintai bantuan, kalau tidak??? Hua....masyaAllah... 
Eh, tapi ternyata membawa sesuatu pun tetap tidak bisa percaya diri! Kalau hilang saat diperlukan bagaimana?I can't imagine it!


Baiklah,maksud saya begini, ini masalah duniawi lho... bagaimana kalau dihubungkan dengan akhirat? Setelah kita mati... dan ternyata kita tidak bawa apa-apa??? Kalau di dunia sih...mending, kita bisa balik lagi terus mengambil barang yang kita perlukan atau mencarinya di mana saja di sekitar kita. Kalau di akhirat?! No way to go gome, men!  Dan tentunya tak akan ada yang mau menyerahkan bekalnya sama kita!!! meskipun itu orangtua, saudara, atau kekasih kita!!! Ini aturannya! Kan kita udah ditempatkan di dunia buat ngumpulin bekal tapi kita lupa. Kita kira mati itu berarti kelarnya masalah. Padahal, betapa sedihnya...ternyata eksistensi kita setelahnya...itulah eksistensi yang hakiki, yang sejati. Apa-apa yang ada di dunia ternyata hanya bagaikan mimpi beberapa menit.

Di dunia, kita beli tas paling kuat, kita kumpulkan barang-barang yang banyak demi mencukupi kebutuhan kita dalam perjalanan atau di tempat kita akan berada nantinya. Tapi, untuk tempat setelah melewati fase mati, kita kok ogah-ogahan yah? kita sediakan tasnya, tas yang murah serta rapuh, dengan percaya dirinya kita sediakan logistik sederhana dengan alasan bakalan ada yang bantu jika berkekurangan, padahal perjalanannya akan sangat susah dan ingat! tak ada yang akan membantu kita selain apa yang kita bawa itu.


bersambung.....

Rabu, 12 Oktober 2011

yakin

Putar pandangmu mengikuti angin, kawan

ujung matamu,
padanya akan ada cahaya
semoga.

Dewdrops

Senin, 19 September 2011

Doa di ujung senja


Ya Allah,bila yg dirindu belum merindukan maka kuserahkan rindu ini kpd-Mu sang Ilahi,
bila yg dicinta belum juga mencintai maka ku titipkan cinta itu pada-Mu Sang Pemberi Cinta,

bila yg dinanti belum ada disisi maka ku akan bersabar pada ketetapan-Mu Sang Ilahi.
Engkau telah menetapkan segalanya sebelum bumi tercipta,maka ku akan bersabar n berikhtiar dalam kesendirian serta bertawakkal dlm penantian ini..

Sabtu, 17 September 2011

Somewhere Out There


written by James Horner, Barry Mann, Cynthia Weil

Somewhere out there beneath the pale moonlight
Someone's thinking of me and loving me tonight

Somewhere out there someone's saying a prayer
That we'll find one another in that big somewhere out there

And even though I know how very far apart we are
It helps to think we might be wishing on the same bright star

And when the night wind starts to sing a lonesome lullaby
It helps to think we're sleeping underneath the same big sky

Somewhere out there if love can see us through
Then we'll be together somewhere out there
Out where dreams come true

And even though I know how very far apart we are
It helps to think we might be wishing on the same bright star

And when the night wind starts to sing a lonesome lullaby
It helps to think we're sleeping underneath the same big sky

Somewhere out there if love can see us through
Then we'll be together somewhere out there
Out where dreams come true

Senin, 12 September 2011

Karena ini untukNya dan untukmu serta mimpimu, Ibu

Assalaamu'alaykum Ibu,
ananda sekali lagi menulis surat yang mungkin tidak kan pernah kau baca hingga surat ini usang dan menjadi tulisan nostalgia yang membuatku tersenyum lega atau menangis haru saat membacanya nanti, semoga.

Kau bilang, kau pernah punya mimpi, Ibui. Dan aku datang sebagai orang yang engkau percaya mampu menyambung mimpimu itu...
aku tahu itu Ibu. Tapi anehnya aku lebih sering lupa...

                                                                         ...

Tahukah engkau, ada hal aneh yang sering dilakukan anakmu ini di kelas, ketika dosen wanitaku menerangkan di hadapanku. Tahukah Ibu, aku iri melihat jari-jari kecilnya yang mungil dan putih meski usianya tak lagi muda. Tahukah mengapa aku melihatnya Ibu?, aku iri...iri...bukan, bukan iri, aku sedih, sedih mengingat jari-jarimu yang tak sehalus mereka, wajahmu tak semulus mereka, dan tubuhmu tak sewangi mereka...Tahukah Ibu, engkau, sang wanita pekerja keras yang telah mebiayaiku, membantu mengenyangkan perut kami anak-anakmu, merawatnya ketika sakit, memeluknya ketika lelah dan ketakutan, menenangkannya ketika gelisah, memberinya apa-apa yang ia inginkan dari kecil hingga kami dewasa dan menjadi penuntut, memilihkan makanan yang baik-baik untuk kami,...Ibu, itulah seharusnya yang kau lakukan, hanya itu Ibu, semua itu telah cukup memberatkan punggungmu... tapi, demi masa depan yang engkau ingin saksikan pada kami, kau bantu ayah, kau yang mengambil alih pekerjaan dan bertarung dengan waktu...masya Allah... maka bagaimana aku ini Ibu..?bagaimana? jika seorang anak tak akan pernah mampu membalas kebaikan ibunya yang melahirkan dan merawat, bagaimana denganku, yang engkau nafkahi....semuanya....,sungguh Ibu, bagaimana denganku....? jujur, aku malu jika harus lewat di hadapanmu, aku malu menjadi gadis duapuluh tahun dan belum memberi apa-apa untukmu..., dan tahukah Ibu, aku sangaaat takut saat melihatmu terlelap, ya, aku sangat takut, aku melihat wajah polos itu, wajah polos dengan mata terpejam, menjadikanku takut...kalau-kalau besok aku tak melihatnya tersenyum lagi, wajah itu tetap menjadi polos, selamanya... aku sangat takut. Tahukah Ibu, pada waktu itu, aku akan berdoa padaNya hingga aku tidak bisa terlelap hingga sepertiga malam terakhir...aku hanya ingin wajah lugu itu membuka mata dan tersenyum. Mengapa aku sangat takut Ibu? tidak lain karena baktiku padamu masih berupa menyiduk air laut dengan jaring kecil, hanya sedikit....apalagi dikurangi lagi dengan kesalahanku yang hanya ditambal taubat yang setengah-setengah..

Ibu, jika ingin kutuliskan semua dalam satu surat ini, maka aku tidak yakin bisa kurang dari satu eksemplar buku. Maka sekian dulu dari anakmu Ibu...anak yang belum benar-benar berbakti, masih jauh dari berbakti.....sebab kurasa tak cukup suara lembut itu, senyum itu, masih ada Ibu, masih banyak yang harus aku lakukan....masih banyak, aku pinta doamu Ibu....



Dan engkau bilang, kau pernah punya mimpi, Ibu; menjadi seorang pegawai negeri, seorang guru madrasah. Dan aku datang sebagai orang yang engkau percaya mampu menyambung mimpimu itu...
aku tahu itu Ibu. InsyaAllah aku akan mencoba mengalahkan lupaku....

oh iya Ibu, tahukah...aku sebenarnya punya mimpi masuk ma'had selepas SMA, tapi engkau ingin aku masuk jurusan bhs.Inggris atau kedokteran, di universitas ternama, maka insyaAllah aku jalani mimpimu ini... sebab engkaupun telah banyak berkorban untukku....
InsyaAllah, selepas di sini, ketika telah kuraih gelar S.Pd-ku, aku akan mencari jurusan pendidikan yang syar'i,agar bahasa Inggrisku tak kemana-mana, aku ingiiin sekali mengajar bahasa Inggris di ma'had....ingin sekali...agar calon-calon pembela Islam itu bisa memiliki ruang gerak yang lebih luas demi Allah dan da'wah dengan mampunya mereka berbahasa Inggris...semoga...


Rawamangun,
duabelasseptemberduaribusebelas