Kamis, 21 April 2011

Dari atas langit antara Makassar-Jakarta

Tidak pernah terbesit dalam firasat saya sebelumnya kalau perjalanan Makassar-Jakarta malam itu terbungkus rapi oleh banyak kisah. Penerbangan dengan pesawat dengan nomer **781 itu akan saya check-in dua kali, yah, check in sewaktu di bandara Sultan Hasanuddin dan check in dalam memori saya. Saking banyaknya kisah, saya tidak yakin kalau saya bisa menuliskan semuanya di sini. Kisah bermula sejak saya berangkat dari rumah tante yang berjarak tak jauh dari Sultan Hasanuddin airport, waktu itu sekitar jam 6 sore. Jalanan sudah agak macet dan suasana memang sudah cukup gelap. Saya sebenarnya agak cemas, kalau-kalau nanti ketinggalan pesawat hingga sepanjang perjalanan, saya terus-terusan bergumam, ah...kalau telatka’, hangusmi tiketku, mauja minta ganti uangku...apalagi suami tante menyetir mobilnya dengan amat sangat santai. Ya..sekedar berharap digantikan uangnya, padahal nda mungkin, nda ada jalannya kasian.

Tak seberapa lama, setelah melewati tol, akhirnya mobil berhenti tepat di depan bandara namun beberapa meter dari pintu masuk untuk check in. Saya spontan menarik koper saya yang beratnya luar biasa subhanallah menjauh dari mobil, menuju pintu masuk. Sejenak membalik badan lalu menyalami dan memeluk tante, nenek, dan ibu, sedangkan paman masih sibuk memarkir mobilnya. Karena terburu-buru, saya menarik koper lalu menunjukkan tiket kepada petugas bandara, dan masuk dengan sebelumnya memberi sedikit senyum untuk ibu dan sepintas senyum lebay kepada orang-orang(gak juga sih...). Eh, tiba-tiba ibu memanggil-manggil, ternyata ada yang kelupaan! Yah, saya berbalik lagi lalu mengambilnya dilanjutkan dengan berjalan santai masuk bandara. Melewati pintu pemeriksaan, tiba-tiba alarmnya(atau apalah namanya itu) me-nguing-nguing, alias bunyi!, wah wah, padahal saya tidak bawa bom(oops!), kayaknya sih pelakunya adalah kunci kosan yang meringkuk manis di balik saku dalam jaket saya, atau bisa juga karena HP. Maklumlah, detektornya agak sensi sama kedua benda itu. Mba berjilbab yang saya hanya setinggi bahunya langsung meraih alat pendeteksinya dan memeriksa saya. Makkumemeng... Tapi nda’ apa-apa ji...

Setelah koper dan tas saya melewati detektor tanpa nguing-nguing, saya langsung menyambarnya dan berjalan santai ke tempat check in, sebelumnya saya sempat mengikat koper, tak mau kejadian lama terulang lagi, saya terpaksa kembali untuk mengikat koper, padahal sudah check in! Sesampainya di check in desk, saya celingak-celingukan melihat monitor flight ke Jakarta yang labil, alias gak tenang, selalu gonta-ganti dengan Denpasar, tapi bagi saya itu tak jadi masalah, artinya di situ bisa check in untuk flight ke Dempasar juga. Nah...satu-satunya check in desk untuk flight ke Jakarta itu masih berstatus CLOSE! Nah lho?, padahal di situ udah ada mas-mas(eh bukan...tepatnya Daeng-daeng) yang duduk manis mempreteli komputer di depannya. Ya sudah...saya langsung mendekatinya, menanyakan nomer Hp, menanyakan alamat rumah n alamat facebooknya (STOP!,insyaallah saya gak ngelakuin yang macem-macem kayak gini. Hehe), saya tentunya langsung menyerahkan tiket saya dan dengan tenang Daeng itu langsung memeriksanya. Dan...!!! Dengan logat yang pelan(ukuran orang Makassar, logatnya sudah cukup pelan tawwa) dan masih kental dengan suasana Makassar(iyyo sa!Pantasmi itu) ia berkata, “Mba, ini penerbangan transit Denpasar ya mba. Jadi nanti mba ke Denpasar dulu trus dilanjutkan ke Jakarta, penerbangannya jam 8 ya Mba.” “what???!!!...boleh juga, itung-itung ke Bali gratis...cihui...!”(eits, tapi dalam hati doang kok ngomongnya...)  Dengan tenang saya tanggapi, “Mas, bukannya sewaktu saya membeli tiket, sama sekali tidak ada notifikasi, atau paling tidak... Ada konfirmasi dahulu-lah dari pihak Merpati bahwa tiket saya transit? Masalahnya saya tidak punya banyak waktu, dan bla..bla..bla... ” saya menjelaskan dengan panjang lebar sampai Mas-nya kebingungan, ya...saya nda rela, mau jam berapa saya sampai ke Jakarta? Coba saya punya banyak waktu, insyaallah saya iyakan. Lagipula, pihak maskapai penerbangn tidak boleh seenaknya main transit-transitan aja tanpa konfirmasi dulu. Dan setelah beberapa menit berlalu, setelah Mas-nya telpon sana sini, alhamdulillah...penerbangan saya tidak jadi transit, tapi konsekuensinya penerbangan saya dialihkan, dari **761 menjadi **781. Dan...setelah semuanya benar-benar komplit, Mas-nya menyerahkan berkas check in saya sebanyak empat lembar(kayaknya tidak pernah sebanyak itu sebelumnya, hm...kenapa yak?) Dan bergegas meninggalkannya dengan tak lupa menyerahkan koper saya untuk dibagasi. Awalnya sih, saya pasang gaya santai, tapi gak sengaja saya lihat jam boarding flight saya, astaghfirullah! Jam 19.10! Dan cantiknya...jam di hp saya menunjukkan angka 19.05! Tentu saya langsung tancap gas menuju ruang lounge tanpa nengok sana-sini lagi seperti biasanya...

bersambung....

0 komentar: