Minggu, 24 April 2011

Suatu Hari, Tahun keduapuluh

Aku akan Lebih Kuat, Ibu

Aku telah berjanji dan akan berjanji lagi kepadamu. Menjelang pertengahan hari dalam lakon usiaku, aku ingin senantiasa mengingat apa-apa yang telah aku ungkap dan kubagi padamu dan untukmu. Aku tahu engkau tak pernah menunggu yang aku pernah ceritakan padamu, tentang mimpi-mimpiku, tentang khayalanku, tentang kita di sini di suatu awal pagi hingga senja nanti. Aku tahu engkau hanya setia mendekap harap untukku, untuk sedikit senyum dan cukup bahagia yang akan aku bawa hingga suatu ketika nanti aku kembali dan kita saling berbagi lelah; lelah menanti, lelah menyulam kisah di dalamnya, dari alun-alun hingga atapnya.

Ibu, aku akan selalu mensugestikan pikiranku tentang kata dewasa yang mesti aku pajang di dindingnya. Aku kini duapuluh, Ibu. Jujur, aku ingin sekali memelukmu, memanjakan diri dalam teduhnya pandanganmu, serta bercerita dengan suara kekanak-kanakan tentang dunia-dunia di bawah dan di luar ayunan yang aku telah turun darinya dengan segumpal kebanggaan.  Aku ingin berkata bahwa aku lelah dan aku selalu berdiri lagi hingga kau menampakkan wajah ceria dan bangga padaku. Dan aku ingin sekali membagi kisah yang memancing untuk melipat jalanku lalu pulang padamu dan berkata aku sudah tak kuat; atau aku akan menenangkan diri dalam kolom dekapanmu, dan tenang. Tapi aku tidak bisa dan tidak boleh. Aku tahu itu. Aku sudah duapuluh.

Tapi aku berjanji Ibu, aku sudah dan akan lebih kuat.

0 komentar: