Rabu, 01 Juni 2011

Kata hati......

#Siang terik menyelimuti Jakarta tiga jam yang lalu, menggiring semut-semut bermesinnya berjejer himpit-himpitan  di atas aspal beku. Aku mengamati dari jauh dan menyeleksi satu per satu semut menderum yang mengkilap, tidak terlalu sulit untuk menyimpulkan bahwa pemiliknya, atau sekaligus pengendara dan pemiliknya berdompet tebal. Kalau lampu merah menyala, muncul satu satu atau serombongan kepala-kepala kumal di sela-selanya, membawa segulung koran atau kecrekan lalu berseru atau bersenandung. Meminta penghidupan.

#Sore sejuk menyelimuti Jakarta hari ini, meniupkan angin ninabobo dari sela-sela jendela sempit yang menempel ajeg satu meter dari lantai kamarku. Anginnya menari lemah gemulai mengelus-ngelus kelopak mataku dari atas ke bawah lalu kabur lewat jendela yang bertengger di atas pintu. Di luar terdengar jelas nyanyian air langit mengetuk atap rumah, sesekali menjahili jendela yang kacanya berkabut tipis dan berusaha menyamarkan stiker-stiker debu yang tak mau lepas di bagian luarnya.
Aku mengabaikan godaan sang angin, meskipun sejuknya memaksa untuk memejamkan mata dan berpetualang dalam mimpi sejenak. Aku mau menulis kata hati....
~~~
MasyaAllah...tiap akhir pekan pasti terulang,
yes, repeated, the same actions,
#1.someone waves on me, and I say 'b'careful'"
#2.some other waves and says "gubbai"
#3. some other says "oh...sista, now u're alone, b'careful ya..."
and...the circumstance is now silent...there're only me and myself(and God, of course)
me n myself,
semua orang pulang...


tapi,semoga sentiasa tiada kecemasan dalam situasi begini...bukankah ada Dia yang setia menemani?


 "al Qur'an surah Al Baqarah ayat 115, "Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.""
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~




and....maybe you will address a question, "why did you choose the -inkless pen-?"
and I'll yell loudly, "yeah....because I don't want an -empty pen wannabe-. =D"

cukup sederhana, ketika sebuah pena adalah pena bertinta, maka sewaktu-waktu tintanya akan habis,
sedangkan inkless pen~ ia tak memiliki tinta, tak perlu khawatir akan habis, sebab tintanya adalah cinta (ehm)
sebab menulis tidak serta merta hanya butuh tinta dan kertas...tapi ia butuh hati,otak,dan tangan yang akur, serta cinta yang berbicara, sekalipun yg menulis sedang dalam keadaan marah, bukankah cintanya(yang sedang redup atau terluka) yang sedang menggerakkannya?


Rawamangun-duajuniduaribusebelas.
(kertaskertasdiatasmejaberserakan)